Ribet, Konversi BBM ke BBG

Ribet, Konversi BBM ke BBG

\"\"JAKARTA - Rencana penerapan pembatasan dan pengaturan BBM bersubsidi per 1 April, sepertinya belum sepenuhnya matang. Bahkan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengungkapkan jika program konversi dari BBM ke BBG itu tidak mudah dilakukan. Jero mengatakan, secara teori, penggunaan gas sebagai pengganti BBM memang tergolong murah. Namun hal itu harus didukung dengan sarana pendukung, seperti converter kit. Padahal, piranti itu harus lebih dulu diproduksi atau impor. “Kelihatan lah ini ribet, karena satu converter kan harus dibeli, dipasang dulu. Kemudian, SPBG juga belum banyak,” kata Jero Wacik sebelum sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, kemarin (18/1). Selain itu, lanjut dia, sempat ada pertanyaan mengenai persediaan gas. Namun Jero menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan konfirmasi mengenai persediaan gas di Kangean, Madura. Jumlahnya mencapai 300 juta kubik mulai bulan Juni. “Kita perkirakan untuk (tahap) pertama ini yang akan dipakai 38 juta kubik per hari. Lebih dari cukup,” tuturnya. Sementara mengeai persediaan converter, Jero menjelaskan, jika produksi nasional tidak memenuhi, opsi melakukan impor menjadi pilihan. Namun mantan menbudpar itu tidak menjelaskan detil soal impor converter kit itu. “Walaupun mulainya April, dari sekarang sudah mulai pelan-pelan. Converter sudah mulai disebar,” katanya. Meski terus menyiapkan konversi BBM ke BBG itu, Jero mengungkapkan, ada muncul pemikiran mengenai opsi baru, yakni menaikkan harga BBM bersubsidi. Sebab, saat ini hanya dua opsi terkait dengan pembatasan dan pengaturan BBM bersubsidi. “Kan cuma (pakai, red) converter kit yang ribet itu atau (pakai, red) pertamax yang mahal,” katanya. “Sehingga ada pemikiran di DPR untuk bagaimana kalau diberi opsi satu lagi, yaitu bolehlah naik sedikit,” sambung menteri asal Bali itu. Jero menjawab enteng saat ditanya jika opsi baru tersebut tidak sesuai dengan Undang-Undang APBN 2012. “Makanya, kalau DPR setuju, Undang-Undangnya diperbaiki,” katanya. Namun dia menggarisbawahi tidak dalam posisi mengusulkan kenaikan harga itu. “Saya dalam posisi harus menjalankan Undang-Undang,” imbuhnya. Pekan depan, kementerian ESDM akan kembali bertemu dengan komisi VII DPR untuk membahas opsi-opsi tersebut. Di tempat yang sama, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, terus melakukan persiapan terkait penggunaan converter kit. Termasuk juga melakukan komunikasi dengan ATPM (agen tunggal pemegang merek). “Diskusi informal sudah, tapi nanti dalam pertemuan formil, saya akan sampaikan bahwa presiden ingin pada 2014 desain mesin harus include converter kit,” katanya. (fal)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: